SHALATLAH SEPERTI RASULULLAH

Shalatlah Seperti Rasulullah SAWSHALATLAH SEPERTI RASULULLAH, Dalil Kesahihan Shalat ala Aswaja ; KH. Muhyiddin Abdusshomad; 14,5 x 21 cm; 216 Hlm ; harga Rp. 33.000,00

Di buku ini penulis ingin menjelaskan bahwa tata cara shalat sebagaimana dilakukan oleh warga Ahlussunnah wal Jama’ah khususnya warga nahdliyyin, itu mempunyai sandaran dalil yang kuat. Yakni berdasarkan hadits yang shahih.

Titik tekan pembahasan pada buku ini adalah pada amaliyyah shalat yang biasa dipermasalahkan oleh sebagian kelompok, semisal apakah basmalah termasuk ayat dalam surat al-Fatihah, bagaimana posisi kedua tangan ketika bersedekap, apakah ketika i’tidal harus bersedekap dan lain sebagainya. Jika di dalam pembahasan ditemukan pen-dha’if-an terhadap hadits yang diamalkan oleh kelompok lain, tidaklah dimaksudkan untuk menyalahkan apalagi membid’ahkan para pelakunya. Hal itu hanya untuk meneguhkan pilihan warga nahdliyin terhadap amaliyyah tersebut.

Buku ini lebih bersifat klarifikasi terhadap tudingan bidah yang kerap dialamatkan khususnya kepada kaum nahdliyyin. Penulis mengutip penjelasan ulama di dalam kitab fiqih konvensional kemudian diungkapkan juga hadits – hadits yang berkaitan dengan masalah tersebut dan kualitasnya. Yang diharapkan adalah agar kaum nahdliyyin dan umat muslim di Indonesia meyakini keabsahan sekaligus melestarikan tatacara sholat sebagaimana yang telah diajarkan ulama pesantren dari dulu sampai sekarang. Sedangkan bagi mereka yang mengikuti pendapat yang berbeda, bisa mengetahui dan memahami dalil dalil amaliyah tersebut agar melahirkan sikap saling menghargai di antara sesama muslim.

BEDA PENDAPAT DI TENGAH UMAT

beda pendapat ditengah umatBEDA PENDAPAT DITENGAH UMAT SEJAK ZAMAN SAHABAT HINGGA ABAD KEEMPAT

(Terjemah dari Kitab Al-Inshaf fi Asbab al-Ikhtilaf, karya Syah Waliyullah ad-Dahlawi)

Penterjemah: KH. A. Aziz Masyhuri

Penerbit: Pustaka Pesantren

Harga: Rp. 30.000,-

Nabi Muhammad pernah bersabda: “Ikhtilafu ummati Rahmatun: Perbedaan pendapat dikalangan umatku adalah rahmat”.

Namun, sungguh disayangkan ketika rahmat yang dimaksud oleh Nabi tersebut kadang-kadang terbalik menjadi laknat dan menimbulkan permusuhan diantara umat. Masing-masing pihak berusaha memuji pendapat ulama panutannya, dan menghujat ulama yang ebrseberangan. Padahal, dalam memutuskan hukum dan berfatwa, masing-masing ulama memiliki sumber yang sama, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits.

Buku ini mengupas hingga tuntas mengapa para ulama, sejak zaman dulu hingga sekarang m,engalami perbedaan pendapat; mengapa para sahabat dan tabi’in berselisih paham dalam beberapa masalah; mengapa kemudian muncul berbagai madhzab; mengapa (bahkan) dalam satu madhzab pun masih terdapat perbedaan pendapat.

Selain merangkum sebab-sebab perbedaan pendapat diantara para ulama, buku ini juga disertai contoh-contoh “titik tengkar’ dari berbagai pendapat yang berbeda itu. Dengan demikian, buku ini dapat mengantar kita untuk semakin menyadari bahwa beda pendapat adalah sesuatu yang niscaya sehingga harus dimaklumi.

RISALAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH


Risalah-AswajaRISALAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMAAH, Dari Pembiasaan Menuju Pemahaman dan Pembelaan Akidah-Amaliah NU ; Tim Aswaja NU center PWNU Jawa Timur ; 360 Hlm ; 14,5 x 21 cm ; Rp. 50.000,00

Buku ini secara umum terdiri dari tiga pembahasan utama yang dipaparkan dalam tiga bab. Pertama, penjelasan tentang berbagai kelompok, aliran dan sekte dalam sejarah umat Islam serta beberapa kelompok atau organisasi yang lahir dan berkembang pada kurun-kurun akhir, baik di Indonesia maupun di negara lain. Pembahasan ini berguna untuk memetakan posisi Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang moderat (tawassuth).

Kedua, pembahasan tentang Ahlussunnah Wa-Jama’ah yang diikuti oleh Nahdhatul Ulama (Aswaja NU), termasuk penjelasan mengenai madzhab teologi al-Asy’ari dan al-Maturidi yang diikuti oleh organisasi terbesar di Indonesia ini, bahkan oleh mayoritas umat Islam di dunia sepanjang zaman.

Ketiga, pamaparan mengenai tradisi islami dan dalil-dalilnya. Khususnya bagi warga NU yang barangkali memandang tradisi islami sebagai suatu kebiasaan, kini sudah saatnya memahami, bahkan melakukan pembelaan, bahwa apa yang mereka lakukan selama ini bukanlah bid’ah yang sesat, yang dapat menjerumuskan mereka dalam siksa neraka. Sedang bagi selain warga NU yang selama ini rajin menuduh bahwa NU adalah “gudang”nya takhayyul, bid’ah, c(k)hurafat (biasa mereka singkat TBC), menjadi mengerti bahwa yang dilakukan umat Islam yang berafiliasi ke NU ternyata memiliki dasar dalil. Minimal, mereka menjadi sosok yang dapat memahami perbedaan di tengah umat dengan cara yang santun, dewasa, dan arif. Perbedaan dalam masalah furu’iyyah (cabang agama) adalah suatu keniscayaan, bukan malah dijadikan sebagai senjata yang digunakan untuk menyerang sesama saudara seiman dan seagama.

MEMBUMIKAN ASWAJA

Membumikan-AswajaMEMBUMIKAN ASWAJA, Pegangan Para Guru NU; Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA ; 260 Hal ; 14,5 x 21 cm; Harga  Rp.45.000,00

Tanggung jawab para guru NU adalah mengentaskan anak didiknya dari kemiskinan ilmu, khususnya ilmu yang pada akhirnya mampu membentengi mereka dari serbuan aliran yang bertentangan dengan aliran Ahlussunnah Wal-Jama’ah.

Dalam konteks inilah menjadi setrategis gagasan pembuatan buku ASWAJA untuk para guru yang dilontarkan oleh Pengurus Pusat PERGUNU, karena bagaimanapun juga harus diakui bahwa guru adalah ujung tombak satu-satunya yang dimiliki oleh NU dalam rangka menjaga, memelihara dan membumikan eksistensi ajaran Aswaja pada masa yang akan datang, khususnya bagi para peserta didik di kalangan lembaga pendidikan formal.

Buku ini hadir memberi wawasan dan pemahaman kepada masyarakat NU dan siapa saja yang mau membacanya agar lebih paham dan tidak ragu lagi dalam melakukan amaliahnya yang telah tumbuh dan berkembang dari tahun ke tahun bahkan dari abad-ke abad. Tuduhan kelompok yang melakukan serangan itu sesungguhnya tidak berdasar dan tidak terbukti kebenarannya. Mereka salah dalam melihat dan menilai masyarakat NU dalam beramaliah dari dulu hingga saat ini. Semoga hidayah Allah sampai kepada mereka semua sehingga tidak gampang dan mudah menyalahkan kelompok lain

SARUNG DAN DEMOKRASI

sarung-dan-DemokrasiSARUNG DAN DEMOKRASI, Dari NU untuk Peradaban Indonesia, editor : Tim PW.LTN-NU Jatim ; 14,5 x 20,5cm; 304 Hal ; Harga : @Rp. 50.000,00

Buku ini untuk memberikan pewacanaan tentang bagaimana peran serta NU dalam membangun peradaban ke-Indonesia-an dengan beberapa uraian dari beberapa penulis, meliputi: (1) Toleransi Antarumat Beragama Sebagai Wujud Penyikapan Pluralisme dalam Perspektif NU, (2) Sarung Identitas & Sepak Terjang Masyarakat NU, (3) Kontribusi NU dalam Pembangunan Hukum dan HAM di Indonesia, (4) Kontribusi NU dalam Bidang Pendidikan, (5) Geneologi Tashwirul Afkar dan Ijtihad Pengembangan Lembaga Pendidikan NU, (6) NU dan Politik Kebangsaan di Indonesia, Revitalisasi Gerakan Politik Kebangsaan NU untuk Pemberdayaan Bangsa, (7) Membaca Peta Politik Kiai Nahdlatul Ulama: Antara Keteguhan Khittah dan Syahwat Politik, (8) Nalar Fiqh NU: Dari Tradisional, Modern Hingga Liberal, (9) NU dan Transformasi Ke-Aswajaan, Revitalisasi Gerakan Pembebasan Sosial NU dalam Memberdayakan Umat secara Kaffah, (10) NU dan Islamisasi Kultural Tradisi Lokal

FIKIH KESEHARIAN GUS MUS

Fikih-Keseharian-Gus-MusFIKIH KESEHARIAN GUS MUS, Oleh KH. A. Mustofa Bisri ; 14,5 x 20,5 cm; 508 hal ; harga Rp.60.000,00

Gus Mus dalam memberikan solusi problematika keumatan disampaikan dengan ringkas dan (terasa) mengalir serta enak dibaca, sehingga rangkaian argumen dan dalil-dalil fikih yang sebelum-nya terasa sulit dipahami, hadir dengan ‘rasa baru’. Problematika yang ada di buku ini meliputi: Akidah, Bersuci, Salat, Puasa, Haji, Mobilisasi Dana dan Persoalan Ekonomi Modern, Moralitas dan Toleransi Umat Beragama serta Budaya Kontemporer.

BUKU : ANTOLOGI NU, BUKU II

Antologi NU 2

ANTOLOGI NU, BUKU II, Sejarah-Istilah-Amaliah-uswah; Oleh H. Soelaiman fadeli & M. Subhan,Hard Cover, 14,5 x 20,5 cm;336 hal; Harga @Rp.60.000,00

Kalau di Buku I terekam biografi 49 tokoh NU, di Buku II ini terekam biografi 38 tokoh. Di sini dilengkapi dengan ketetapan sikap dasar NU dalam beragama dan berbangsa, seperti Qanun Asasi, Khittah, Penerimaan Asas Pancasila, Pedoman Berpolitik, Metode Pengambilan Hukum dan Lingkungan Hidup.